Logo

Logo

Sunday, March 28, 2010

Kalimat

Kalimat merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif,kalimat aktif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Contoh pola kalimat antara lain
1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S, P) atau satu klausa saja.
• Ibu seorang guru.
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan keduanya saling
bergantung atau sama derajatnya.
Contoh:
• Ayah membaca koran, adik bermain di luar.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (rangkaian S, P) dan salah satu
unsurnya menjadi bagian dari unsur yang lain.
• Ibu sakit (ketika) ayah sedang pergi.

Kalimat tersusun dari unsur-unsur kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Subjek disebut juga pokok kalimat. Predikat berfungsi untuk menerangkan subjek. Objek merupakan keterangan predikat yang terdiri dari objek penderita dan objek penyerta. Sedangkan keterangan mempunyai hubungan yang renggang dengan predikat. Jenis-jenis keterangan diantaranya keterangan tempat, waktu, alat, tujuan,dsb.

Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Syarat kalimat efektif antara lain:
1.Kesatuan Gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
2.Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
3. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebihan. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
4. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan,yaitu dengan cara:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan
–kah.
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian.
5. Pemahaman
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

Diksi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diksi adalah pemakaian kata yang terdapat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan agar diperoleh efek tertentu.Dalam peemilihan kata tersebut terdapat istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum merupakan kata yang biasa digunakan dan biasa didengar oleh orang umum. Sedangkan istilah khusus merupakan penggunaan kata yang digunakan oleh orang tertentu saja.

Tata Makna dalam Bahasa Indonesia terdiri dari:
1. Makna leksikal/gramatikal
Makna leksikal adalah makna yang kurang lebih tetap, seperti tertera dalam kamus. Makna gramatikal adalah makna yang ditimbulkan oleh proses gramatis yang ditentukan oleh urutan kata, intonasi, bentuk, serta kata tugas penentu kalimat.
2. Makna denotatif/lugas
Makna denotatif adalah makna yang didasarkan atas penunujukan yang obyektif dan belum mendapat tambahan atau perluasan.
3. Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna yang memiliki arti kiasan.
4. Makna Idiomatis
Idiom berarti makna kata, kelompok kata, yang telah menjadi istilah khusus dan tidak dapat diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa lain.

Kata-kata baku adalah kata-kata yang sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, yang didasarkan pada kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kata kata tersebut terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Sedangkan kata tidak baku merupakan kata kata yang tidak sesuai dengan aturan kebahasaan yang berlaku. Biasanya dipengruhi oleh lingkungan dan kebiasaan. Biasanya muncul pada bahasa percakapan sehari hari

Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta medium pembicara. Variasi tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor usia,faktor gender,faktor tingkat pendidikan,faktor profesi/jabatan,faktor budaya daerah,faktor bidang yang ditekuni,serta faktor lingkungan sosial.

Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasar dan komunikasi terjadi secara langsung / bertatap muka, sehingga terikat oleh kondisi, situasi dan waktu. Dalam ragam lisan, kita juga akan berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Kita dapat menemukan ragam lisan misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan dalam situasi perkuliahan, ceramah, dll.
Seorang pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide, sehingga si penerima ragam bahasa lisan lebih mudah mengerti dan lebih memahami apa yang ingin disampaikan oleh si pembicara. Dan jika terjadi kesalahan atau pemakaian struktur kalimat yang kurang baik , maka si pembicara dapat langsung menjelaskannya pada saat itu juga. Walaupun demikian, ketepatan dalam pemilihan kata, bentuk kata, dan kelengkapan unsur-unsur dalam struktur kalimat tidaklah menjadi ciri kebakuan dalam ragam lisan. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari situasi dan kondisi pembicaraan dalam menyampaikan pemahaman makna gagasan yang ingin disampaikan secara lisan.

Ragam bahasa tulis diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis karena kedua ragam itu masing-masing ( ragam tulis dan ragam lisan) memiliki ciri kebakuan yang berbeda

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, jadi komunikasi yang terjadi tidak secara langsung . Penulis menyampaikan gagasan atau idenya tidak pada saat ide itu dibuat atau dituangkan ke dalam tulisan, sehingga jika terdapat struktur kalimat yang kurang baik akan dapat mengganggu komunikasi pembaca . Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa dan struktur kalimatnya seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan dan kecermatan dalam pemilihan kosa kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak, sehingga penggunaanya tidak dipengaruhi / ditunjang oleh situasi pemakaiannya. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar dapat ditemukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Sedangkan ragam tulis yang non-standar pada majalah remaja, iklan dan
poster.

Eksistensi Bahasa Indonesia

Sebelum kita membahas mengenai eksistensi Bahasa Indonesia,kita akan membahas fungsi dari bahasa itu sendiri. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, Fungsi bahasa tersebut dibagi menjadi 5 yaitu :

  1. Sebagai alat komunikasi,
  2. Sebagai alat ekpresi diri,
  3. Sebagai alat Kontrol social dan integrasi,
  4. Sebagai alat adaptasi, dan
  5. Sebagai alat berpikir.
Sementara itu, sikap generasi muda Indonesia terhadap fungsi Bahasa Indonesia itu sendiri semakin sulit dirasakan. Sebagai alat komunikasi kini para generasi muda lebih memilih untuk menggunakan bahasa "gaul" yang jauh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai alat pengekspresian diri,bahasa Indonesia kini tidak lagi menjadi karakter dari pengekspresian diri generasi muda Indonesia masa kini.
Sangat disayangkan apabila kini bahasa yang menjadi pembangun rasa nasionalisme, pembangun rasa persatuan dan kesatuan, bahasa yang membangunkan bangsa ini dasi penjajahan kini tidak lagi dilestarikan oleh generasi penerusnya. Kita tau Indonesia memiliki banyak bahasa daerah, dan Indonesia terdiri dari berbagai macam etnis,oleh karena itu mari kita bersatu dan menunjukkan karakter bangsa ini melalui satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Kalo bukan dimulai dari kita sendiri bagaimana bangsa luar mau menghargai bahasa kita.